Jakarta, SatukanIndonesia.com – Kondisi Budaya Batak dengan kearifan lokal yang sangat beragam dan melekat di berbagai titik Tanah Batak khususnya disekitar kawasan Danau Toba perlu dilestarikan dan dipertahankan. Karena kekuatan budaya Batak dan adat istiadat termuat dalam narasi dan cerita tersendiri yang menjadi posisi tawar sekaligus menjadi daya tarik yang luar biasa untuk mendatangkan wisatawan ke tanah batak khususnya ke Danau Toba yang merupakan salah satu pusat destinasi wisata dunia.
Apabila nilai kearifan lokal itu tidak dirawat bahkan tidak dibangkitkan kembali maka budaya batak kelak hanya tinggal kenangan dan mengakibatkan upaya untuk menjadikan Danau Toba sebagai pusat destinasi wisata dunia sulit tercapai.
Untuk itu, perlu dilakukan upaya dan langkah konkret untuk menggelorakan budaya dan kearifan lokal yang ada di Tanah Batak, termasuk di kawasan Danau Toba dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat, baik yang berada di Bona Pasogit (Kampung Halaman) maupun di perantauan diseluruh penjuru dunia termasuk pemerintah pusat dan daerah. Hal ini dikemukakan Hinca Panjaitan saat berdiskusi dengan “Komunitas Bangso Juara” di Menteng, Jakarta Pusat. Kamis (1/2).
Menurut Hinca, berbagai langkah yang telah ia lakukan bersama “Komunitas Bangso Juara” dalam rangka melestarikan Budaya Batak dan Mengangkat Citra Danau Toba sebagai Pusat Destinasi Wisata bergengsi di dunia seperti: Membangun “Rumah Hela” disekitar pinggiran Danau Toba yang berfungsi sebagai sarana untuk melakukan ritual Batak, Memanggil dan Mengaktifkan Kembali Mata Air (Mual) Si Mullop dengan cara ritual Batak yang bersahabat dengan alam berada di Pangururan dan telah disaksikan Sekjen Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup DR. Bambang Hendroyono, MM., serta mendapat Penghargaan Rekor MURI atas pelaksanaan Acara Pesta Marga Silahi Sabungan bertempat di Pinggiran Danau Toba, Tao Silalahi, Kabupaten Dairi pada November 2017.
“Itu semua kita lakukan dalam rangka melestarikan Budaya Batak dan Kearifan Lokal Masyarakat Batak yang sesungguhnya budaya kita itu mempunyai narasi dan cerita tersendiri yang menjadi Kekuatan tersendiri bagi kita. Karena kekuatan dan nilai jual budaya dari masyarakat Batak adalah terletak pada nilai sejarahnya yang belum dipahami secara utuh semua masyarakat Batak dan Bangsa ini,” kata Hinca sambil menampilkan foto-foto kegiatan yang telah dilakukannya.
Bagi Hinca yang saat ini menjabat Sekjen Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrat (DPP PD) itu, sekalipun gerakan dan aksi-aksi yang telah ia lakukan dan yang akan datang kelak dicibir dan ditertawakan oleh segelintir orang karena dipertentangkan dari prespektif yang berbeda, Hinca bersama timnya di “Komunitas Bangso Juara” sebagai Putra-Putri Bangsa Indonesia yang genealogis berasal dari Sumatera Utara tidak akan gentar atau mundur.
Dalam kesempatan yang sama, Panti Silaban selaku Ketua Kelas Komunitas Bangso Juara, demikian biasa disebut dalam Komunitas mereka, mengingatkan agenda “Festival Bakkara” yang akan dilaksanakan pada akhir tahun ini disambut positif oleh Bupati Humbang Hasundutan.
“Beberapa waktu yang lalu, saya sudah berbincang-bincang dengan Bupati Humbang Hasundutan, sebagai tuan rumah Festival Danau Toba, beliau menyambut positif dan mendukung penuh agenda Festival Bakkara yang akan diselenggarakan di Bakkara Kecamatan Bakti Raja Kabupaten Humbang Hasundutan” kata Panti seraya menirukan perkataan Bupati Humbang Hasundutan yang akan memfasilitasi dan menyediakan infrastruktur Festival Bakkara itu, sedangkan isi dan muatannya akan disusun oleh Komunitas Bangso Juara bersama pihak-pihak terkait.
Menurut Hinca dan Panti, hal itu mereka lakukan semata-mata bertujuan untuk mewariskan sesuatu yang terbaik bagi generasi yang akan datang.
“Barang siapa menghormati leluhurnya, sesungguhnya ia sedang mempersiapkan generasi berikutnya, generasi yang akan datang untuk menghargai dan menghormati dia dimasa yang akan datang,” kata Hinca yang disambut tepuk tangan dari Komunitas Bangso Juara. (MTS)