• Latest
  • Trending
  • All
  • Nasional
  • Ekonomi
  • Politik
  • Hukum
  • Internasional
  • Ragam Info
Perlu Pendekatan Baru untuk Merespons Penyerangan Terhadap Tempat Ibadah

Perlu Pendekatan Baru untuk Merespons Penyerangan Terhadap Tempat Ibadah

Maret 30, 2021
Wali kota Jakarta Timur: Himbauan Masyarakat Tetap Jaga Prokes

Wali kota Jakarta Timur: Himbauan Masyarakat Tetap Jaga Prokes

April 14, 2021
Protes Intervensi AS, China Lakukan Latihan Perang di Dekat Taiwan

Protes Intervensi AS, China Lakukan Latihan Perang di Dekat Taiwan

April 14, 2021
Alami Stress Pasca Perang, Mantan Tentara Israel Bakar Diri

Alami Stress Pasca Perang, Mantan Tentara Israel Bakar Diri

April 14, 2021
ADVERTISEMENT
Gelar Kongres ke-VI, Terpilih Badikenita Br Sitepu sebagai Ketum PIKI Periode 2020-2025

Gelar Kongres ke-VI, Terpilih Badikenita Br Sitepu sebagai Ketum PIKI Periode 2020-2025

April 14, 2021
KPK Limpahkan Surat Dakwaan Kasus Bansos Ke PN Tipikor Jakarta

KPK Limpahkan Surat Dakwaan Kasus Bansos Ke PN Tipikor Jakarta

April 14, 2021
20 Dari 28 Relawan Vaksin Nusantara Alami Kejadian Tak Diinginkan

20 Dari 28 Relawan Vaksin Nusantara Alami Kejadian Tak Diinginkan

April 14, 2021
Penggunaan Vaksin Nusantara Tak Melanggar Ketentuan

Penggunaan Vaksin Nusantara Tak Melanggar Ketentuan

April 14, 2021
BPK Temukan Kelebihan Bayar Pengadaan Alat Pemadam DKI, Ade Armando Beri Komentar Menohok

BPK Temukan Kelebihan Bayar Pengadaan Alat Pemadam DKI, Ade Armando Beri Komentar Menohok

April 14, 2021
Kongres VI PIKI Serukan Penegakan Keadilan

Kongres VI PIKI Serukan Penegakan Keadilan

April 14, 2021
Kapuskes TNI:  Wujudkan Wilayah Bebas Korupsi dan Birokrasi Bersih Serta Miliki Zona Integritas

Kapuskes TNI: Wujudkan Wilayah Bebas Korupsi dan Birokrasi Bersih Serta Miliki Zona Integritas

April 14, 2021
  • Tentang
  • Periklanan
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Redaksi
  • Karir
Kamis, April 15, 2021
  • Login
SatukanIndonesia.com
Advertisement
ADVERTISEMENT
  • BERANDA
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Ragam Info
  • Daerah
  • GALERI SatukanIndonesia.com
No Result
View All Result
  • BERANDA
  • Nasional
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum
  • Ekonomi
  • Ragam Info
  • Daerah
  • GALERI SatukanIndonesia.com
No Result
View All Result
SatukanIndonesia.com
No Result
View All Result
Home Ragam Opini

Perlu Pendekatan Baru untuk Merespons Penyerangan Terhadap Tempat Ibadah

Oleh Richard H Pasaribu*

Maret 30, 2021
in Fokus Berita, Ragam Opini
0
0
SHARES
29
VIEWS
Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke Whatsapp

Perlu Pendekatan Baru untuk Merespons Penyerangan Terhadap Tempat Ibadah

oleh

Dr. Richard H. Pasaribu*

Dr. Richard H. Pasaribu, B.Sc., M.Sc. (Anggota DPD RI)

Hari Minggu tanggal 28 Maret 2021 kita dikejutkan lagi oleh serangan bom bunuh diri terhadap suatu tempat ibadah. Kali ini yang menjadi target adalah Gereja Katedral di Makassar. Bagi pengamat yang jeli membaca situasi, berita terbesar sesungguhnya bukanlah bahwa ada gereja yang dijadikan sasaran serangan bom, karena sudah terlalu sering gereja dijadikan target penyerangan oleh para teroris.

Berita terbesar adalah reaksi yang muncul dari para tokoh bangsa ini, yang nadanya sudah bisa ditebak, bahkan sebelum terjadi serangan semacam itu. Semua reaksi hanya bertumpu pada dua kata: mengecam dan mengutuk.

Mengecam dan mengutuk terdengar layak diucapkan, tetapi kepada siapa kecaman dan kutukan itu dialamatkan? Orang yang meledakkan bom bunuh diri itu sudah tewas oleh kebodohannya sendiri. Sekeras apapun kecaman dan kutukan diucapkan, tidaklah mereka rasakan.

Karena itu mengecam dan mengutuk aksi bom bunuh diri di tempat ibadah, termasuk di Gereja Katedral Makassar, tidak membuahkan hasil apa-apa. Bahkan sudah sekian kali kecaman dan kutukan diucapkan, tetap saja serangan terhadap tempat ibadah masih terjadi.

Maka tindakan mengecam dan mengutuk aksi bom bunuh diri seperti itu menjadi rutinitas retorika dan formalitas yang terdengar keras demi menjaga stabilitas, tetapi hasilnya sangat lunak, bahkan tidak berdampak untuk menghentikan aksi biadab semacam itu.

Yang seharusnya dilakukan adalah bukan mengecam-ngecam dan mengutuk-ngutuk aksi bom di tempat ibadah, sebab kata-kata semata tak ada manfaatnya.

Yang harus dilakukan adalah mencari akar permasalahannya dan dalang-dalang teror yang dari waktu ke waktu terus mengganggu stabilitas sosial melalui pelbagai macam tindakan penyerangan terhadap tempat ibadah, yaitu tindakan yang bertentangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.

Tindakan para teroris itu bersumber dari pikiran, pemahaman, dan ajaran yang diterimanya, yang membentuk keyakinannya.

Mereka berpikir bahwa tindakan semacam itu benar; mereka memahami bahwa perbuatannya itu merupakan kewajiban; dan mereka meyakini bahwa ada upah, hadiah, imbalan, atau manfaat yang akan diperolehnya apabila aksinya itu dijalankan.

Artinya, yang menjadi masalah di sini adalah pikiran, pemahaman, ajaran, dan keyakinan dari para teroris itu, yang meskipun salah dan berpotensi melanggar hukum, namum tetap saja mereka lakukan.

Karena menurut pikiran, pemahaman, ajaran, dan keyakinannya, aksinya itu dibenarkan, diwajibkan, bahkan merupakan perbuatan “terpuji” yang akan diganjar dengan imbalan yang besar.

Sebab hanya orang yang tak waras yang bisa nekad membunuh diri sendiri dengan jalan membom tempat ibadah orang lain; kecuali mereka memiliki pemahaman seperti diuraikan di atas.

Aparat negara sudah sangat gencar menindak para teroris dari waktu ke waktu. Tetapi yang ditindak adalah pelakunya di kawasan hilir, bukan pengajar, perancang, atau penghasutnya di kawasan hulu. Inilah sebabnya maka aksi penyerangan terhadap tempat ibadah selalu saja terjadi.

Maka solusi tuntas terhadap aksi terror semacam ini mestinya dilakukan melalui penindakan tegas oleh negara terhadap para pengajar, perancang, atau penghasut teror di kawasan hulu.

Aparat kepolisian sesungguhnya sudah memetakan secara jelas tentang keberadaan kelompok-kelompok teroris yang beroperasi di negeri ini, baik yang terafiliasi dengan dan mendapat dukungan dari organisasi-organisasi teroris di luar negeri, maupun kelompok-kelompok yang home-grown.

Kesulitan yang dihadapi aparat kepolisian dalam menindak pelaku terorisme di negeri ini adalah bagaimana caranya berperang melawan pikiran, pemahaman, ajaran, dan keyakinan yang menyesatkan dari para teroris itu.

Detasemen Khusus (Densus) 88 tentu sangat mampu menghabisi para teroris yang muncul ke permukaan, tetapi Densus 88 tidak memiliki kemampuan untuk memerangi pikiran, pemahaman, ajaran, dan keyakinan para teroris.

Oleh karena perang melawan terorisme adalah perang melawan pikiran, pemahaman, ajaran, dan keyakinan semacam itu, maka senjata secanggih apapun yang berada di tangan Densus 88 tidak akan efektif untuk memerangi terorisme.

Dibutuhkan senjata lain lagi yang lebih efektif untuk menghabisi terorisme di kawasan hulu, agar aksi-aksi teror di kawasan hilir bisa dihentikan secara tuntas. Dan senjata lain yang lebih efektif itu adalah upaya penyadaran secara terstruktur, sistematis, dan masif (TSM) melalui pendidikan dan bimbingan keagamaan yang dilakukan dalam kerangka negara yang berdasarkan Pancasila.

Bimbingan keagamaan secara TSM diperlukan karena hanya pendidikan kerohanian yang dilakukan secara jujur, terbuka, dan bertanggung jawab dalam bingkai negara Pancasila yang dapat tertanam secara mendalam di dalam jiwa, sehingga menjadi keyakinan untuk memandu tingkah-laku seseorang.

Di negeri yang sangat pluralis ini dibutuhkan kejujuran dan keterbukaan untuk setiap pemeluk agama saling menerima dan menghormati perbedaan sebagai bagian dari satu keluarga besar bangsa Indonesia yang bersatu di dalam keragaman.

Dengan demikian maka ketika terjadi suatu peristiwa atau hal-hal yang mengganggu stabilitas sosial, termasuk penyerangan terhadap tempat ibadah, maka kejujuran dan keterbukaan itu akan memandu kita untuk secara bergotong-royong menemukan solusi terbaik demi menjaga stabilitas nasional.

Sudah bukan zamannya lagi untuk bersikap defensif atau pun menuding ke kanan-kiri ketika ada tempat ibadah suatu umat dijadikan sasaran aksi teror. Sebab para teroris tidak memilih-milih targetnya. Dan yang menjadi korban terorisme biasanya termasuk juga warga masyarakat yang sama sekali tak ada kaitannya dengan sasaran yang dituju.

Maka solusi yang saya ajukan, sebagai pendekatan baru untuk memerangi terorisme adalah: memeranginya di kawasan hulu; bukan hanya di kawasan hilir. Memerangi pikiran, pemahaman, ajaran, dan hasutan yang sesat, yang menyebabkan warga masyarakat yang kurang cerdas menjadi semakin bodoh sampai membunuh dirinya sendiri dan juga orang lain yang tak bersalah terhadap mereka.

Senjata untuk memerangi pikiran, pemahaman, ajaran, dan hasutan yang menyesatkan itu bukanlah bedil. Senjatanya adalah upaya penyadaran secara TSM seperti diuraikan di atas.

Dengan demikian maka perang melawan terorisme tak bisa hanya dibebankan kepada Densus 88 dan aparat penegak hukum lainnya; ia harus menjadi beban dan tugas semua instansi penyelenggara negara, termasuk perancang dan pelaku kebijakan di bidang pendidikan, keagamaan, perekonomian, dan juga kemasyarakatan, dari tingkat pusat sampai ke daerah-daerah; dan melibatkan segenap komponen bangsa.

Sebab tak elok di mata kita, bahkan di mata dunia internasional yang tengah memantau kita, bahwa di negeri yang dianggap menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan ini ternyata masih saja terjadi penyerangan terhadap tempat-tempat ibadah.(*

ADVERTISEMENT
)

Komentar Facebook

Tags: Bom Bunuh DiriBom Bunuh Diri MakassarDPD RIKepriRichard H. Pasaribu
ShareTweetSend

Related Posts

18 Orang Ditangkap Densus 88 Terkait Bom Makassar, Termasuk Pembuat Bomnya

18 Orang Ditangkap Densus 88 Terkait Bom Makassar, Termasuk Pembuat Bomnya

April 1, 2021
Sampaikan Duka kepada Korban Bom Makassar, Ephorus HKBP Minta Umat Tetap Tenang

Sampaikan Duka kepada Korban Bom Makassar, Ephorus HKBP Minta Umat Tetap Tenang

Maret 30, 2021

DPP Gemabudhi Kutuk Keras Aksi Teror Bom Bunuh Diri di Depan Gereja Katedral Makassar

Maret 30, 2021

Aksi Bom Bunuh Diri depan Gereja Katedral, Polri Tetapkan 4 Tersangka

Maret 29, 2021

Pelaku Bom Bunuh Diri Terungkap, Ternyata Pasangan Suami Istri dan Baru 6 Bulan Menikah

Maret 29, 2021
Load More
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Soal Dinamika Internal PKB, Pengamat Nilai Mahfud Layak Pimpin PKB

Soal Dinamika Internal PKB, Pengamat Nilai Mahfud Layak Pimpin PKB

April 13, 2021
Perubahan Ketentuan Fee Kurator dan Pengurus Mendapat Tanggapan Sinis

Perubahan Ketentuan Fee Kurator dan Pengurus Mendapat Tanggapan Sinis

April 9, 2021
Yasonna Kembali Merubah Ketentuan Tentang Fee Kurator dan Pengurus

Yasonna Kembali Merubah Ketentuan Tentang Fee Kurator dan Pengurus

April 9, 2021
Gereja Bukan Operator Pembangunan

Gereja Bukan Operator Pembangunan

April 11, 2021
Wali kota Jakarta Timur: Himbauan Masyarakat Tetap Jaga Prokes

Wali kota Jakarta Timur: Himbauan Masyarakat Tetap Jaga Prokes

April 14, 2021
Protes Intervensi AS, China Lakukan Latihan Perang di Dekat Taiwan

Protes Intervensi AS, China Lakukan Latihan Perang di Dekat Taiwan

April 14, 2021
Alami Stress Pasca Perang, Mantan Tentara Israel Bakar Diri

Alami Stress Pasca Perang, Mantan Tentara Israel Bakar Diri

April 14, 2021
Gelar Kongres ke-VI, Terpilih Badikenita Br Sitepu sebagai Ketum PIKI Periode 2020-2025

Gelar Kongres ke-VI, Terpilih Badikenita Br Sitepu sebagai Ketum PIKI Periode 2020-2025

April 14, 2021
  • Tentang
  • Periklanan
  • Pedoman Media Siber
  • Kontak Redaksi
  • Karir

© 2018 SatukanIndonesia.com - Saluran Berita Pemersatu Bangsa

No Result
View All Result
  • Beranda
  • Nasional
  • Internasional
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Politik
  • Profil

© 2018 SatukanIndonesia.com - Saluran Berita Pemersatu Bangsa

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

This site uses cookies: Find out more.