Jakarta, SatukanIndonesia.com – PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk tetap melirik produk dari Boeing untuk memenuhi kebutuhan penerbangan rute domestik dan regional, meski salah satu produknya, tipe Boeing 737 Max 8, mengalami malfungsi.
Vice President Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan mengakui produk yang dihasilkan Boeing memiliki kualitas yang cukup baik. Untuk itu, perusahaan hanya mengganti pemesanan Boeing seri 737 Max 8 dengan seri lain.
“Secara brand, Boeing bagus, namun fokus kami hanya pada produk max 8 saja,” terang Ikhsan dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (09/04/19).
Sejak pertengahan Maret 2019, manajemen sudah menyampaikan surat pembatalan 49 pesawat 737 Max 8 kepada Boeing. Ikhsan menyebut belum ada keputusan pasti terkait biaya penalti yang harus dibayar dan seri yang jadi pengganti dari 737 Max 8 nantinya.
“Poinnya kami ingin tidak ada penalti dan sedang menunggu tawaran Boeing untuk skema selanjutnya apa dari Boeing,” tuturnya.
Apresiasi Menhub
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi Boeing yang mengakui kesalahannya dalam memproduksi pesawat 737 Max 8, sehingga menyebabkan salah satu maskapai Ethiopian Airlines dan Lion Air JT 610 jatuh.
Ia meminta Boeing segera memberikan hak kepada maskapai dan keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610 yang jatuh Oktober tahun lalu.
“Saya bersyukur, Boeing menyadari kesalahan mereka. Nah dengan itu, menunjukkan bahwa apa yang terjadi di Indonesia ini, bukan kesalahan maskapai tapi kesalahan dari pesawat Boeing,” kata Budi.
SatukanIndonesia.com juga sudah meminta tanggapan dari Corporate Communication Strategic Lion AirGroup Danang Mandala Prihantoro terkait permintaan maaf Boeing dan kelanjutan negosiasi pembatalan pemesanan pesawat Boeing 737 Max 8. Namun, ia tak merespons hingga berita ini diturunkan.
Managing Director Lion Air Group Daniel Putut Kuncoro sebelumnya mengatakan pihaknya sedang bernegosiasi dengan Boeing terkait pembelian 737 Max 8 yang semula dipesan sebanyak 200 unit. Sejauh ini, pesawat yang sudah dikirimkan sebanyak 11 unit dan akan kembali dikirim enam unit pada tahun depan. Namun, Lion Air meminta penundaan pengiriman kepada Boeing.
“Pasti (renegosiasi). Belum sampai kami setuju dan mereka setuju. Kami baru schedule seperti ini. Jadi kami suspend dulu max delivery (pengiriman),” ucap dia belum lama ini.(*)