
Jakarta, satukanindonesia.com – Komisi IV DPR RI berharap pemerintah daerah (pemda) di seluruh Indonesia mengalokasikan lahan untuk membangun gudang Bulog. Keberadaan gudang Bulog penting guna memastikan ketersediaan dan kualitas pasokan.
“Kami imbau bupati dan wali kota supaya mengalokasikan tanah khusus untuk dibuatkan gudang. Ini bukan untuk Bulog tapi kepentingan masyarakat,” kata Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto di sela meninjau kondisi stok beras di gudang Bulog, Batubulan, Kabupaten Gianyar, Bali, dilansir dari Sinpo.id, Selasa, 28 Oktober 2025.
Menurut dia, Presiden Prabowo Subianto telah mengalokasikan anggaran untuk mendirikan gudang logistik tersebut. Namun, pembangunan di beberapa daerah Tanah Air itu masih terkendala lantaran belum adanya lahan yang bisa dialokasikan.
Dengan adanya tambahan gudang baru, kata Titiek, maka hasil petani dapat diserap dan ditampung oleh BUMN pangan itu. Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani memaparkan hingga saat ini sudah ada 34 lokasi di Tanah Air yang dalam proses hibah lahan dari pemerintah daerah.
Sementara itu, ada 37 lokasi yang belum ada lahan untuk membangun gudang baru. Salah satu daerah yang rencananya dibangun gudang baru itu, yakni di Kabupaten Jembrana, Bali.
“Di Bali, kami rencana di Jembrana (gudang) tambahannya. Kami mohon segala hormat Kepala Dinas Pertanian dikomunikasikan kepada gubernur dan bupati Jembrana,” ucapnya.
Selain gudang, pihaknya berencana membangun pengolahan beras premium di kabupaten itu dengan kualitas lebih bagus atau rice to rice.
“Kalau penggilingan yang dimiliki masyarakat hanya pecah kulit, sehingga hasil kurang bagus, masih kuning untuk rice to rice yang kami bangun menjadi beras premium,” ucapnya.
Dia mengatakan saat ini pihaknya dalam tahap berkoordinasi dengan pemerintah daerah di Tanah Air agar menghibahkan lahannya untuk pembangunan gudang baru.
Titiek mengatakan minimal lokasi yang akan dibangun memiliki lahan seluas tiga hektare untuk satu gudang yang di dalamnya juga mencakup alat kelengkapan pascapanen dan memungkinkan kendaraan besar untuk bermanuver.
“Kami sarankan lahan itu dihibahkan ke kami untuk bangun gudang. Posisinya tidak di dalam kota tapi di pinggir kota dan kalau bisa dekat lahan pertanian sehingga biaya tidak terlalu besar,” ucapnya.(***)











 
			

