
Kabupaten Toba, SatukanIndonesia.Com – Kedatangan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menkomarves), Jenderal (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, bersama rombongan, di Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, tepatnya ke- lokasi (Vanue) F1- H2O, dilapangan Sisingamangaraja Balige, guna meninjau progres pengerjaan pembangunan lokasi (Vanue) perhelatan F1- H2O, Kamis, (05/01).
Dalam kesempatanya, ke- lokasi (Vanue) F1- H20, Luhut dan rombongannya, yakni Mantan Bupati Toba, Darwin Siagian, dan Direktur Pemasaran, Injourney, Maya Watono, disambut resmi pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Toba, dalam hal ini Bupati Toba, Ir. Poltak Sitorus bersama Sekdakab Toba, Drs. Augus Sitorus. Selain pihak Pemkab Toba, turut juga menyambut kedatangan, yakni Kapoldasu Irjen Pol. Panca Putra Simanjuntak, Kapolres Toba, AKBP Taufiq Hidayat Thayeb, S. H, S. I. K, dan Forkompimda Toba lainnya, Kajari Balige, Samsul Kasim, S. H, M. H, dan Dandim 0210/ TU, Letkol. Inf. Hari Sandra, para Pimpin OPD Pemkab Toba, dan Direktur Utama BPODT, Jimmy Panjaitan.
Selain kedatangan meninjau kesiapan Venue F1- H2O, Luhut juga katakan untuk memastikan kesiapan Kabupaten Toba, termasuk dari sisi keberhasilan kota Balige, selaku tuan rumah F1H2O.
Lebih lanjut, terkait finishing Veneu F1- H20, dia katakan, bahwa berharap dalam 50 hari semuanya akan selesai tepat waktu dan tuntas. Dan tak luput, selama proses pengerjaan, Luhut pun meminta kepastian dan ketepatan pengerjaannya dari pihak PUPR dan Bupati Toba sebagai supporting.
Terkait lokasi F1-H2O, Luhut juga menegaskan, akan secara bertahap melakukan pembersihan di seluruh sempadan Danau sepanjang 1,5 Km, mulai dari Vanue F1- H2O, hingga ke Lumban Bulbul, dan tanpa terkecuali. Hal ini dilakukan untuk memastikan penataan sempadan Danau, dimana berdasar undang-undang merupakan tanah negara.
“Nanti kita bersama pak Bupati bersihkan lagi ke sana, karena itukan sempadan. Itu by Undang-Undang, adalah tanah negara. Jadi nanti kita ganti aja, mereka dipindahkan dari situ biar tambah cantik juga Toba ini”, ungkap pria lulusan AKABRI 1970 itu.
Masih diteruskan pria yang banyak habiskan karir militernya di Kopassandha TNI AD itu, mengatakan, bahwa kontrak perhelatan F1- H2O, berlangsung selama 5 tahun kedepan di Indonesia, tepatnya di perairan Danau Toba, Kota Balige.
“Karena ini 5 tahun kan, tiap tahun ada, jadi harus bagus. Jadi, orang Batak harus bisa juga seperti orang Bali”, ujar pria peraih Adhi Makayasa 1970 itu, sembari membandingkan suksesnya pelaksanaan G-20 di Bali baru- baru ini, oleh dukungan masyarakat sekitar.
Terkait dukungan konkrit masyarakat Bali, selama menyambut G- 20, di Bali, Luhut juga mengungkapkan, bahwa masyarakat Bali, secara bersama bergotong-royong membersihkan lokasi sekitar rumah masing-masing dan kampungnya masing-masing.
“Bali kemaren, pada penyelenggaraan G- 20, mereka itu saya himbau, termasuk Pak Gubernur, untuk bersama bersihkan rumah, dan kampungnya masing-masing, dan mereka lakukan itu. Sukarela lagi, karena apa? Ini kan untuk kepentingan rame-rame. Jadi, Saya juga mintakan, kita orang Batak Toba di sini, bersama Pak Bupati, Pak Kapolres Toba, supaya bersama-sama melakukannya juga, membersihkan, menata dan merapikan Kota Balige ini”, ucap pria yang pernah menjabat Menkopolhukam tahun 2014- 2015 itu.
Terkait pembersihan bantaran Danau Toba, sepanjang 1,5 Km, pria yang pernah menjabat selama 1 tahun sebagai Dubes untuk Singapura pada tahun 1999- 2000 itu, mengatakan, akan dilakukan pembersihan secara bertahap disepanjang pantainya.
“Sepanjang digantikan tempatnya, itu harus kita lakukan, karena, kalau tidak, Danau Toba akan tercemar terus, karena buang kotoran ke dalam dan seterusnya”, jelas pria yang juga pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan, masa Presiden Gusdur itu.

Luhut pun mengajak masyarakat melihat jauh ke depan, tidak hanya melihat kondisi sekarang ini. Serta meminta agar masyarakat, dalam upaya menata/ merapikan wilayah sekitar, tidak memandangnya secara emosional, dan diharapkan mau berkorban, untuk kebaikan Toba kedepan, lebih tertata lagi.
“Jadi jangan emosional melihat itu, memang harus ada pengorbanan. Mungkin dulu pemerintah kita kurang tertib, sekarang kita lebih tertib. Pak Jokowi mau semua tertib jadi kita bikin tertib, jadi kalau ada pemindahan ganti rugi, pasti ganti untung”, ucap pria kelahiran, Tapanuli, Sumatera Utara, 28 September 1947 itu.
Tak hanya itu, terkait masih maraknya KJA (Keramba Jaring Apung), dikawasan perairan Danau Toba, Luhut juga angkat bicara, dan berjanji akan menyelesaikan persoalan KJA itu, dan tanpa pandang bulu, dengan melibatkan Kapolda Sumut dalam hal penertibannya.
“Masalah Keramba akan kita selesaikan, ada Pak Kapolda, kita akan selesaikan sampai kepada jumlah yang boleh ditampung luasan Danau Toba. Ngak ada urusan kita siapapun yang punya itu, pokoknya kalau dia harus disingkirkan, singkirkan”,tegas pria yang juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan itu.
Masih terkait Zona KJA, diperairan Danau Toba, pendiri Sat- 81 Kopassus itu, juga katakan, untuk wilayah KJA harus berada di tempat yang ditentukan.
“Saya ulangi lagi ya, harus berada di tempat yang ditentukan oleh pemerintah”, tegas pria yang bergabung di Partai Golkar itu!”
“Jadi harus tertata dan harus menggunakan teknologi yang benar, dimana pakan itu tidak turun ke bawah, dan pakan itu tidak akan merusak lingkungan Danau Toba.
Semua pokoknya, yang ada di sini, semuanya kita perbaiki,” pungkas pria pendiri Yayasan Pendidikan DEL itu!”(GH)