Jakarta, SatukanIndonesia.com – Guna memberi efek jera bagi pelaku dan jaringan pemalsu hasil test antigen yang terjadi di Bandara Udara Internasional Kualanamu, Sumatera Utara dan mafia karantina di Bandara Intenasional Soekarno-Hatta, aparat penegak hukum diminta untuk membongkar habis secara tuntas pelaku dan jaringan yang terlibat.
Selain itu, pelaku dan jaringan pelaku layak dihukum dengan pasal berlapis.
Hal itu dikemukakan Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Brigjend TNI (Purn) Alexander Ginting kepada SatukanIndonesia com untuk merespons kasus pemalsuan hasil tes rapid antigen dan mafia karantina yang baru-baru ini menjadi sorotan semua pihak dan viral di media sosial.
“Bongkar habis dan bila perlu dihukum dengan pasal berlapis,” kata Alex Ginting, panggilan akrab Brigjend TNI (Purn) itu kepada media ini dalam percakapannya melalui WhatsApp, Jumat, 30/4/2021.
Menurut Alex, perbuatan memalsukan swap antigen merupakan kejahatan dan perbuatan keji karena masalah ini berurusan dengan nyawa manusia.
Alex Ginting berharap kepada penyedia layanan swap antigen dan PCR serta layanan lainnya di bidang kesehatan di masa Pandemi Covid -19, supaya menjalankan sesuai dengan tahapan proses yang berlaku.
“Siapapun yang menyediakan layanan kepada masyarakat berkaitan dengan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19, supaya menjalankannya sesuai dengan prosedur yang berlaku,” ujarnya.
Terhadap Angkasa Pura I Medan sebagai tempat dilaksanakannya kejahatan pemalsuan swap antigen yang berada di bawah koordinasi BUMN, Alex menghimbau supaya menunjukkan komitmen dan tanggung jawabnya dengan menjadikan prinsip core values AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif), guna mendukung dan menyukseskan program pemerintah di bidang kesehatan.
Selain terhadap Angkasa Pura I, Alex juga menghimbau Angkasa Pura II yang berada di bawah koordinasi BUMN dalam menjalankan usahanya memiliki core value akhlak yang terdiri dari prinsip amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif, dan kolaboratif, diminta supaya menjadikannya sebagai budaya kerja.
Menurutnya, BUMN supaya tidak hanya bermain slogan saja dan retoris, namun menjadikannya sebagai budaya kerja.
“BUMN yang memiliki core values AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), harus menjadi budaya kerja dan tidak boleh jadi slogan saja,” pungkas mantan Staf khusus Menteri Kesehatan era Agus Putranto Terawan itu. (SI)