Jakarta,SatukanIndonesia.com – Diabetes jadi salah satu penyakit komorbid yang memperparah Covid-19. Hari Diabetes Sedunia yang diperingati di tengah masa pandemi seyogianya menjadi momen untuk membangun kesadaran akan diabetes, sebagai salah satu penyakit kronis yang angkanya semakin tinggi di Indonesia.
“Diabetes ini penyakit progresif dan kronis. Kesadarannya harus tetap dikumandangkan. Saat ini, penderita diabetes bukan makin sedikit, tapi makin banyak,” ujar ahli penyakit dalam, dr Sidartawan Soegondo, dalam media briefing bersama Diabetasol dalam rangka Hari Diabetes Sedunia, beberapa waktu lalu.
Pada 2045 mendatang, jumlah penderita diabetes di dunia diprediksi mencapai 630 juta orang. Sementara di Indonesia, Riskesdas 2018 mencatat prevalensi diabetes menurut konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) mencapai 10,9 persen. Angka ini terus meningkat dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 8,5 persen pada 2015.
Ketua Umum Perkeni, Ketut Suastika mengungkapkan, berdasarkan data tersebut, berarti ada 1 orang yang mengidap diabetes melitus dari setiap 25 orang di Indonesia.
Kondisi tersebut jelas mengkhawatirkan. Apalagi, di masa pandemi ini, banyak pelayanan kesehatan yang terganggu.
Meski belum ada studi pasti, namun Suastika mengamati, banyak pasien diabetes enggan ke rumah sakit untuk mengontrol kesehatannya. Belum lagi masalah tenaga medis yang merasa ketakutan saat harus bertemu pasien dalam jumlah banyak.
“Kami curiga banyak yang kontinuitas [pengobatannya] terhambat karena Covid-19 ini,” imbuh Suastika.
Suastika paham, banyak pasien diabetes cukup ketakutan dengan risiko komplikasi saat tertular virus SARS-CoV-2.
Namun, tantangan tersebut ditindaklanjuti dengan strategi yang lebih baik dari rumah sakit, seperti layanan pengobatan lewat BPJS yang bisa dilakukan secara daring atau pengambilan obat yang bisa diwakili keluarga.
Suastika pun mengingatkan pasien diabetes untuk senantiasa mematuhi protokol kesehatan seperti jaga jarak, cuci tangan, dan mengenakan masker.
“Khusus diabetes, [disarankan] agar lebih sering memonitor gula darah dan minum obat teratur. Perilaku hidup juga diperhatikan, termasuk makan sehat dan olahraga teratur,” pungkas Suastika.