
Jakarta, Ada dugaan sindikat penipuan jual-beli mobil bekas di Ciracas, Jakarta Timur (Jaktim). Tepatnya, di Jalan Cibubur II, Nomor 18, RT 009, RW 03, Kelurahan Cibubur, Kecamatan Ciracas, Jaktim.
Hal itu terungkap dari Kris (nama samaran) yang melakukan pembelian mobil Avanza di alamat tersebut pada Kamis, 20 Februari 2025 sore.
Kris mengaku mendapat informasi penjualan mobil tersebut dari market place akun Facebook (FB) atas nama Ahmad dengan harga Rp 80 juta. Terhadap iklan yang ditawarkan, Kris mengirim pesan Whatsapp (WA) kepada Ahmad dan menawar seharga Rp 75 juta. Percakapan (chat) WA pun berjalan antara Kris dan Ahmad untuk sepakat harga. Ahmad akhirnya setuju di angka Rp 75 juta.
Dalam obrolan chat, Ahmad menyebut nanti saudaranya bernama Budi yang menerima. Karena dia sedang ada di Yogyakarta mengurus ibunya yang sakit. Semua surat-surat mobil dan BPKB telah dititipkan ke Budi.
Setelah pulang kantor, Kris langsung menuju lokasi. Sampai di lokasi, Kris diterima Budi bersama seorang temannya. Kemudian ada seorang bapak yang dampingi.
Budi menunjukkan mobil yang dijual dan surat-suratnya. Budi mendampingi Kris saat mobil dicoba (tes) berjalan. Di dalam mobil, Kris dan Budi melakukan video call dengan Ahmad.
Ahmad kembali meyakini Kris bahwa Budi adalah saudaranya. Budi juga menyatakan dirinya sebagai saudara dari Ahmad. Setelah video call selesai, Ahmad mengirim nomor rekening yang akan ditransfer kepada Kris.
Tanpa curiga, Kris melakukan transaksi karena merasa nyaman dengan mobilnya dan harganya cukup terjangkau. Namun sebelum transfer, Kris minta ada uang pengganti bensin. Maka disepakati harganya Rp 74,5 juta.
Lalu Kris transfer ke rekening BRI 808401029707534 atas nama Adinda Maharani sesuai permintaan Ahmad. Kris merasa transaksi sudah selesai dan minta mau dibawa mobilnya.
“Saat itu, Budi tanya sudah transfer belum. Saya bilang sudah. Budi tanya ke nomor siapa? Saya tunjukkan bukti transfernya. Tiba-tiba dia bilang itu bukan rekening saya. Saya langsung kaget,” jelas Kris.
“Budi lalu berubah pernyataannya. Dia mengaku bukan saudara Ahmad. Dia tidak kenal Ahmad. Uang yang dikirim bukan kepadanya,” ungkap Kris.
Saat perdebatan terjadi, tiba-tiba muncul banyak orang dari dalam rumah. Mereka coba mempengaruhi Kris bahwa telah lakukan salah transfer. Bapak tua yang tadinya mendamping Budi saat menerima Kris, tiba-tiba menyatakan mobil itu miliknya, bukan milik Ahmad.
“Saya tidak berdaya karena mereka banyak orang. Mereka menyalahkan saya. Saya tanya Budi, dia tetap bilang saya gak kenal Ahmad,” tutur Kris.
Atas kejadian itu, Kris telah melapor ke Polres Jakarta Timur. Kris berharap polisi bisa menindak sindikat penipuan jual-beli mobil tersebut.
“Saya tidak mau lebih banyak lagi orang yang kena tipu seperti saya. Mohon Polres Jakarta Timur segera menindak,” tegas Kris.
Dia mengaku sempat curiga sebelum melakukan transaksi. Saat mengecek surat-surat mobil, tiba-tiba muncul dua calon pembeli lainnya. Ada yang datang berdua, sementara pembeli lainnya datang empat orang.
“Kelihatannya itu masih anggota mereka. Berusaha untuk mempengaruhi psikologis saya supaya segera transaksi. Setelah saya transaksi, tiba-tiba mereka hilang,” tutup Kris.